PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DI BIDANG PERIKANAN DAN
KELAUTAN
YENNI NINGSIH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
penulis kesempatan sehingga dapat menyelesaikan tugas ilmiah ini tepat pada
waktunya.
Adapun
judul dari tugas ilmiah ini adalah Penggunaan
Sistem Informasi di Bidang Perikanan dan Kelautan merupakan salah satu
syarat untuk dapat mengikuti mata kuliah Sistem Informasi Sumberdaya Perairan
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada para dosen pengajar mata kuliah Sistem
Informasi Sumberdaya Perairan yaitu Rusdi Leionald S.P. M.Sc yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian laporan ini.
Penulis
juga menyadari tugas ilmiah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu penulis
juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi terciptanya tugas ilmiah
yang lebih baik lagi.
Semoga
tugas ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis ucapkan terima kasih.
Medan, Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR
ISI........................................................................................................ ii
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 3
BAB
III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil..................................................................................................... 6
3.2 Pembahasan.......................................................................................... 7
BAB
IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan.......................................................................................... 8
4.2 Saran.................................................................................................... 8
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dunia kelautan
merupakan dunia yang sangat dinamis, disini hampir semunya bergerak kecuali
dasar lautan . Di wilayah yang merupakan
bagian bumi terbesar ini, terdapat banyak sumber daya alam yang bisa
menghasilkan pendapatan yang tinggi untuk suatu daerah atau pemerintahan,
contohnya adalah sumber daya ikan. Indonesia merupakan suatu negara yang sangat
luas dan memiliki sumber daya perikanan yang sangat besar juga. Dengan luas
lautan sekitar 5,8 juta km2 dan panjang pantai kurang lebih 81.000 km, maka
potensi pendapatan ekonomi dari bidang perikanan akan sangat besar sekali (Christian, 2013).
Menurut Kusyanto (2001)
potensi sumber daya perikanan di Indonesia adalah 6.1 juta ton per tahun dan
baru termanfaatkan sekitar 57%. Kurangnya pemanfaatan teknologi dalam
eksploitasi sumber daya ikan2 tersebut menyebabkan tidak optimumnya pemanfaatan
sumber daya ikan yang ada.
Pemanfaatan suatu
teknologi seperti Sistem Informasi Geografis untuk perikanan diharapkan dapat mampu
memberikan suatu gambaran dan suatu tampilan spasial tentang sumber-sumber atau
spot-spot perikanan di wilayah indonesia yaitu dengan menggabungkan
faktor-faktor lingkungan yang mendukung tempat hidup dan berkumpulnya berbagai
jenis ikan tersebut sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil
penangkapan ikan (Kusnadi, 2010).
Ikan dengan
mobilitasnya yang tinggi akan lebih mudah dilacak disuatu area melalui
teknologi ini karena ikan cenderung berkumpul pada kondisi lingkungan tertentu
seperti adanya peristiwa upwelling, dinamika arus pusaran (eddy) dan daerah
front gradient pertemuan dua massa air yang berbeda baik itu salinitas, suhu
atau klorofil-a. Pengetahuan dasar yang dipakai dalam melakukan pengkajian
adalah mencari hubungan antara spesies ikan dan faktor lingkungan di
sekelilingnya. Dari hasil analisa ini akan diperoleh indikator oseanografi yang
cocok untuk ikan tertentu. Sebagai contoh ikan albacore tuna di laut utara
Pasifik cenderung terkonsetrasi pada kisaran suhu 18.5-21.5o C dan
berassosiasi dengan tingkat klorofil-a sekitar 0.3 mg m-3 (Polovia,
2001).
Selanjutnya output yang
didapatkan dari indikator oseanografi yang bersesuaian dengan distribusi dan
kelimpahan ikan dipetakan dengan teknologi SIG. Data indikator oseanografi yang
cocok untuk ikan perlu diintegrasikan dengan berbagai layer pada SIG karena
ikan sangat mungkin merespon bukan hanya pada satu parameter lingkungan saja,
tapi berbagai parameter yang saling berkaitan. Dengan kombinasi SIG, inderaja
dan data lapangan akan memberikan banyak informasi spasial misalnya dimana
posisi ikan banyak tertangkap, berapa jaraknya antara fishing base dan fishing
ground yang produktif serta kapan musim penangkapan ikan yang efektif. Tentu
saja hal ini akan memberi gambaran solusi tentang pertanyaan nelayan kapan dan
dimana bias mendapatkan banyak ikan (Mbojo, 2008).
Pengembangan SIG untuk
kelautan mempunyai dua kendala umum, pertama bahwa dasar-dasar perkembangan SIG
adalah untuk keperluan analisis keruangan pada suatu lahan (land-based
sciences), kedua analisis SIG untuk laut lebih banyak menggunakan 3D, sedangkan
SIG sendiri masih kurang mampu mengaplikasikan 3D secara baik pada daerah2 yg
luas (Kusuma, 2004).
1.2
Tujuan
Tujuan dilakukannya
pembuatan aplikasi SIG dalam bidang kelautan dan perikanan :
- Mengetahui
ikan di laut berada dan kapan bisa ditangkap jumlah yang berlimpah merupakan
pertanyaan yang sangat biasa didengar.
- Meminimalisir
usaha penangkapan dengan mencari daerah habitat ikan, disisi biaya BBM yang
besar, waktu dan tenaga nelayan
- Mengetahui
area dimana ikan bisa tertangkap dalam jumlah yang besar
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut
Nerangel (2013) SIG (Sistem Informasi Geografis) merupakan sistem berbasis
komputer yang didesain untuk mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, dan
menampilkan informasi spasial (keruangan) berupa informasi yang mempunyai
hubungan geometrik dalam arti bahwa informasi tersebut dapat diukur, dihitung,
dan disajikan dalam sistem koordinat rujukan/bidang hitung yang baku, dengan
data berupa data digital yang terdiri dari data posisi (data spasial) dan data
semantiknya (data atribut)
Secara
prinsip tujuan umum pemrosesan data pada teknologi SIG yaitu mempresentasikan :
Input, manipulasi, pengelolaan, query, analysis dan visualisasi. Sumber data
untuk keperluan SIG dapat berasal dari data citra, data lapangan, survey
kelautan, peta, sosial ekonomi, dan GPS. Selanjutnya diolah di laboratorium
atau studio SIG dengan software tertentu sesuai dengan kebutuhannya untuk
menghasilkan produk berupa informasi yang berguna, bisa berupa peta
konvensional, maupun peta digital sesuai keperluan user, maka harus ada input
kebutuhan yang diinginkan user. Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat
dibagi kedalam lima komponen utama yaitu : perangkat keras (hardware), perangkat
lunak (software), pemakai (user), data, dan metode (Pamungkas, 2011).
Menurut Randy (2013) untuk
mendukung suatu Sistem Informasi Geografis, pada prinsipnya terdapat dua jenis
data, yaitu:
·
Data spasial, yaitu data yang berkaitan
dengan aspek keruangan dan merupakan data yang menyajikan lokasi geografis atau
gambaran nyata suatu wilayah di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan
berupa grafik, peta, atau pun gambar dengan format digital dan disimpan dalam
bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki
nilai tertentu.
·
Data non-spasial, disebut juga data
atribut, yaitu data yang menerangkan keadaan atau informasi-informasi dari
suatu objek (lokasi dan posisi) yang ditunjukkan oleh data spasial. Salah satu
komponen utama dari Sistem Informasi Geografis adalah perangkat lunak
(software). Dalam pendesainan peta digunakan salah satu software SIG yaitu
MapInfo Profesional 8.0. MapInfo merupakan sebuah perengkat lunak Sistem
Informasi Geografis dan pemetaan yang dikembangkan oleh MapInfo Co. Perangkat
lunak ini berfungsi sebagai alat yang dapat membantu dalam memvisualisasikan,
mengeksplorasi, menjawab query, dan menganalisis data secara geografis.
Keadaan-keadaan lingkungan
yang merupakan syarat kebahagian hidup bagi ikan-ikan tersebut merupakan suatu
sebaran spasial yang dapat di olah dengan Sistem Informasi Geografi. Data-data
lingkungan tersebut dapat di peroleh dari data penginderaan jauh seperti Sea
Surface Temperature (SST) suhu laut dan klorofil-a yang bisa diperoleh dari
citra MODIS sedangkan data-data lokasi pendaratan kapal penagkaan, batas pantai
bisa diperoleh dari survei lapangan dan peta dasar wilayah (Tanto, 2013).
Sistem informasi
geografi merupakan suatu interaksi antara data-data atribut dan data spasial
yang bereferensi geografi. Keunggulan SIG ini dapat dijadikan masukan berharga
bagi para nelayan atau pengusaha perikanan untuk mengetahuai lokasi-lokasi
penangkapan ikan.Dengan SIG bantuan data SST, klorofil, PAR (Photosintesis
Actibe Radiation) dll bulanan dalam beberapa tahun yang diperoleh dari PJ dan
dianalisis dengan SIG akan memberikan tampilan secara geografis kencendrungan
seberan dari faktor-faktor lingkungan yang disukai oleh ikan yang akhirnya
memberikan gambaran daerah perkiraan penangkapan ikan (Wiadnya, 2012).
SIG perikanan lebih
sering bermain dengan bentuk data raster. Data-data SST, klorofil dll tersebut
merupakan suatu data dari citra satelit yang berbentuk raster. Data raster
mempunyai kelemahan dalam proses penyimpaan dan kemampuannya berinteraksi
dengan data atribut. Data bentuk raster membutuhkan tempat penyimpanan yang sangat
besar sehingga boros hardisk, data raster juga merupakan data angka per pixel
sehingga tidak bisa di gabung dengan data tabel, keadaan ini terjadi apabila
data raster tersebut bersifat degradasi. Untuk bisa menggabungkannya dengan
data tabel harus di reklasifikasi terlebih dahulu, sehingga membentuk ID2.
Interkasi data atribut dengan data spasial sangat berguna pada lokasi
pendaratan ikan, dimana pelaporan secara berkala tentang hasil penangkapan ikan
akan memberikan informasi wilayah penghasil ikan terbesar dan informasi tentang
pemanfaatan potensi perikanan yang ada disekitar lokasi pendaratan kapal
(Zainuddin, 2013).
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.2 Pembahasan
Database
telah menjadi issu sentral dalam pemberdayaan sistem informasi perikanan di
negara kita. Untuk memanfaatkan sumberdaya perikanan kita yang cukup besar
diperlukan adanya sistem data yang cukup besar diperlukan adanya sistem data
yang sistematis, lengkap dan terpadu seperti data perikanan tangkap dan data
lingkungan laut. Data tersebut dapat digunakan untuk mempelajari secara efektif
berapa besar potensi stok ikan yang kita miliki, dimana stok ikan tersebut bisa
ditangkap dan kapan musim ikan tersebut akan berlimpah
Dengan
keandalaan sistem database tersebut misalnya perkiraan ruang dan waktu untuk
menangkap perkiraan ruang dan waktu untuk menangkap ikan komersial penting,
indikasi awal fenomena alam seperti tsunami dan El Nini dan La Nina serta
polusi air.
Ada
dua database yang digunakan yaitu fisheries database dan satellite database.
Kedua database tersebut dikombinasikan untuk mendapatkan kondisi lingkungan yang
disukai ikan tuna. Dengan menggunakan software GIS (system informasi geografi),
daerah potensial ikan tuna dapat dideteksi dari indikator lingkungan yang suitable (cocok) dengan menggunakan peta
prediksi dan peta kontur. Kemudian daerah itu diperjelas (Enhancement) menggunakan peta peluang (Envirinmental probability map) dari gabungan faktor-faktor
lingkungan dan data perikanan. Potensial habitat ini selanjutnya diuji
menggunakan mode statistik untuk memastikan dan memprediksi daerah penangkapan
yang produktif. Dan, dari hubungan kelimpahan ikan dengan indikator faktor
lingkungan yang sesuai digunakan untuk mensimulasikan jalur migrasi ikan tuna
dengan basis database dari suhu lingkungan.
Aplikasi
database dalam bidang perikanan dan kelautan telah mengalami banyak kemajuan
yang bisa kita lihat dan akses lewat internet. Sebagai contoh FIGIS (Fisheries Global Information System)
menyediakan berbagai informasi seperti statistik perikanan, peta sebaran ikan
menurut spesies, issue dan topik perikanan aktual, budidaya, perikanan laut dan
teknologi penangkapan. FAO juga menyediakan data dan informasi penting
bagaimana profil perikanan di suatu negara dapat dipilih dengan mudah melalui
situsnya.
BAB IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang didapat yaitu :
1.
SIG (Sistem Informasi Geografis) merupakan
sistem berbasis komputer yang didesain untuk mengumpulkan, mengelola,
memanipulasi, dan menampilkan informasi spasial (keruangan) berupa informasi
yang mempunyai hubungan geometrik dalam arti bahwa informasi tersebut dapat
diukur, dihitung, dan disajikan dalam sistem koordinat rujukan/bidang hitung
yang baku, dengan data berupa data digital yang terdiri dari data posisi (data
spasial) dan data semantiknya (data atribut)
2.
Untuk mendukung suatu Sistem Informasi
Geografis, pada prinsipnya terdapat dua jenis data, yaitu: data spasial dan
data non spasial.
3.
Keunggulan SIG ini dapat dijadikan
masukan berharga bagi para nelayan atau pengusaha perikanan untuk mengetahuai
lokasi-lokasi penangkapan ikan.Dengan SIG bantuan data SST, klorofil, PAR
(Photosintesis Actibe Radiation) dll bulanan dalam beberapa tahun yang
diperoleh dari PJ dan dianalisis dengan SIG akan memberikan tampilan secara
geografis kencendrungan seberan dari faktor-faktor lingkungan yang disukai oleh
ikan yang akhirnya memberikan gambaran daerah perkiraan penangkapan ikan.
4.
Dengan keandalaan sistem database
tersebut misalnya perkiraan ruang dan waktu untuk menangkap perkiraan ruang dan
waktu untuk menangkap ikan komersial penting, indikasi awal fenomena alam
seperti tsunami dan El Nini dan La Nina serta polusi air.
4.2 Saran
Sebaiknya
di dalam mengelola sistem informasi di bidang perikanan dan kelautan harus
menggunakan database yang sebenarnya agar tidak terjadi kesalahan dan hasil
sesuai yang kita inginkan.


DAFTAR
PUSTAKA

Kusnadi,
R. 2010. SIG Memberi Manfaat kepada Semua
Pihak. http://repository.unand.ac.id [21 Maret 2013]
Kusyanto.
2001. Satelit Penginderaan Jarak Jauh
Kelautan. http://repostiory.usu.ac.id
[21 Maret 2013]
Pamungkas,
S. 2011. Pemanfaatan Teknologi Informasi.
http://dislutkan.tanahbumbukab.go.id [21 Maret 2013]
Zainuddin,
M. 2013. Materi Database. http://regional.coremap.or.id [21 Maret 2013]
Adapun tugas ini berkaitan dengan :
msp11035nanda.blogspot.com
http://msp1123santaodilia.blogspot.com
http://msp1110ematheresia.blogspot.com
http://msp1127dinartahutabarat.blogspot.com
http://msp1130uzizefanyagulo.blogspot.com
Adapun tugas ini berkaitan dengan :
msp11035nanda.blogspot.com
http://msp1123santaodilia.blogspot.com
http://msp1110ematheresia.blogspot.com
http://msp1127dinartahutabarat.blogspot.com
http://msp1130uzizefanyagulo.blogspot.com